Zonaikn.com, Samarinda – Polemik Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) masih terus memanas. Banyak masyarakat maupun para pelajar dan mahasiswa yang mengeluhkan hasil pengumuman dana bantuan pendidikan tersebut.
Bagaimana tidak, hasil pengumuman Beasiswa Kaltim Tuntas dianggap tak masuk akal, lantaran banyak mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,8 tetapi tidak lolos batas skoring.
Iman Hidayat selaku Ketua Badan Pelaksana Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT) mengatakan, jika batas skoring itu bukanlah ditentukan oleh IPK, melainkan beberapa faktor.
“Meskipun IPKnya tinggi, tetapi akreditasi program studi dan perguruan tingginya itu rendah, setelah dimasukkan rumus kan skornya jadi tidak tinggi,” ujar Iman Hidayat saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (16/9/2024) sore.
Selain itu, pada tahun ini yang memiliki nilai sangat tinggi dan akreditasi A sangatlah banyak, sehingga peluang untuk perguruan tinggi yang berakreditasi B tetapi mempunyai nilai tinggi otomatis akan kalah bersaing.
Bukan tanpa sebab, pengurangan kuota penerima beasiswa Kaltim Tuntas salah satunya juga akibat pemotongan dana anggaran beasiswa.
Berdasarkan informasi yang disampaikan, sebelumnya anggaran yang digelontorkan untuk Beasiswa Kaltim Tuntas ini adalah sebesar Rp 500 miliar. Anggaran ini disampaikan saat Isran Noor masih menjabat sebagai Gubernur Kaltim.
“Zaman pak Isran (ex. Gubernur Kaltim) diusulkan untuk anggaran murni Rp 250 miliar dan anggaran perubahan Rp 250 miliar sehingga total anggaran seharusnya yakni Rp 500 miliar,” ungkapnya.
Bertolak belakang dari yang diusulkan, pada kenyataannya anggaran tahun ini untuk APBD murni hanya sebesar Rp 200 miliar atau sekitar 40% dari tahun sebelumnya.
Kemudian, pada APBD perubahan, anggaran yang diberikan hanya 20 miliar dengan total keseluruhan 220 miliar atau 46% dari tahun sebelumnya. Dengan total penerima beasiswa untuk mahasiswa sekitar 47.000 ribu orang.
Pihaknya juga menegaskan, terkait hasil skoring yang keluar saat ini, lolos atau tidak lolos. Dirinya dan tim hanya dapat melakukan seleksi saja. Sebab, terkait anggaran adalah sepenuhnya kebijakan dari pimpinan tertinggi di Pemprov Kaltim
“Efek dari pemangkasan anggaran adalah berkurangnya jumlah calon penerima. Kasihan mereka yang sangat memerlukan, sudah berusaha keras dan berharap dibantu kuliahnya dari beasiswa. Bagi yang lolos selamat dan yang belum terus semangat dan jangan berkecil hati,” pungkasnya. (Krin)