Dinamika Pilgub, Mantan Ketua PMII Samarinda Sebut Pentingnya Kejelasan Posisi dalam Gerakan Sosial dan Politik

Mantan Ketua PMII Kota Samarinda, Buhari Hasan bersama anggotanya.

Zonaikn.com, Samarinda – Dinamika Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur semakin memanas seiring mendekatnya hari pemungutan suara. Berbagai isu dan strategi politik mulai bermunculan, tak terkecuali dari kalangan aktivis yang berperan aktif dalam mengawal proses demokrasi.

Namun, perdebatan mengenai posisi dan independensi para aktivis dalam kontestasi politik ini juga ikut menjadi sorotan, sebagaimana yang disampaikan oleh mantan Ketua PMII Samarinda, Buhari Hasan.

Buchari mengkritik tajam terhadap beberapa individu yang mengatasnamakan diri sebagai aktivis, namun dinilai tidak memiliki kejelasan posisi dalam setiap gerakan yang mereka lakukan.

Menurutnya, kejelasan posisi seorang aktivis sangat penting agar tidak menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

“Sebagai aktivis, seharusnya sudah jelas posisinya. Karena ada yang bertopeng kan aktivis, tapi gerakannya lebih mirip tim sukses (timses) calon tertentu. Ini yang kita kritik hari ini,” tegas Buchari, Senin (21/10/2024).

Ia menekankan bahwa seorang aktivis harus bersikap transparan dan objektif, serta tidak hanya memihak kepada satu pihak saja.

“Kalau memang gentleman, harusnya mengkritik semua paslon (pasangan calon), jangan bersembunyi di balik status aktivis,” tambahnya.

Buchari juga menekankan bahwa narasi yang dibangun oleh seorang aktivis harus berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, bukan untuk memecah belah.

“Narasi yang jelas sangat penting untuk mengedukasi masyarakat, jangan malah memecah belah. Itu yang harus kita hindari,” ujarnya.

Terkait pelaporan yang dilayangkan terhadap salah satu individu yang dianggap tidak memiliki posisi yang jelas, Buchari menyatakan bahwa tindakan tersebut masih dapat dipahami. Sebab, kritik yang dilontarkan harus disertai dengan kejelasan dari pihak yang mengkritik.

“Menurut kami, pelaporan itu masuk akal. Karena yang berucap ini posisinya tidak jelas. Jika ingin menyampaikan kritik, harus jelas dulu kita ini di posisi mana. Apakah sebagai pendukung paslon, bagian dari tim paslon, atau memang sebagai aktivis yang murni bergerak di bidang demokrasi,” paparnya.

Baca juga :  Forkopimda Kukar Sidak Ketersediaan Stok Bahan Pokok

Menyoal langkah selanjutnya pasca pelaporan, Buchari menyatakan bahwa pihaknya akan fokus mengedukasi masyarakat dengan tujuan memberikan pandangan positif, sehingga masyarakat dapat menilai figur dan program yang layak.

“Kami sedang fokus memberikan edukasi kepada masyarakat dengan gagasan-gagasan yang positif, supaya masyarakat bisa menilai siapa figur yang pantas, baik secara program maupun kepribadian,” ungkapnya.

Buchari juga menyampaikan pesan kepada rekan-rekannya sesama aktivis terkait bagaimana seharusnya bersikap dalam situasi politik seperti ini.

“Sebagai aktivis yang berpikir secara akademik, kita harus memberikan edukasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, kita harus melakukan edukasi yang positif, sehingga masyarakat tahu program-program mana yang nyata dan mana yang hanya sekadar janji kosong,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *