Zonaikn.com, Kukar – Pagi yang cerah di sepanjang Jalan Diponegoro, tepat di depan Museum Mulawarman, Kecamatan Tenggarong, dipenuhi riuhnya suara ratusan masyarakat yang berkumpul dalam suasana penuh kehangatan. Mereka hadir untuk mengikuti salah satu tradisi paling ditunggu dalam rangkaian Erau Adat Pelas Benua yaitu, Beseprah.
Diketahui, Beseprah adalah tradisi atau tata cara makan orang Kutai, secara bersama duduk bersila di atas tikar.
Terpantau dari Zonaikn.com, sejak pukul 08:00 Wita, masyarakat dari berbagai lapisan sudah berdatangan. Ada yang membawa keluarga, ada pula yang datang bersama teman-teman. Mereka semua duduk bersila di atas hamparan kain yang membentang.
Tradisi beseprah memang istimewa. Dari acara ini dapat dilihat, kegiatan ini sebagai simbol persatuan, yang menyatukan masyarakat lintas suku, agama, dan ras di Kukar untuk duduk bersama, tanpa batasan sosial.
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kukar, Bambang Arwanto, yang hadir di tengah-tengah kegiatan ini, menuturkan makna penting dari tradisi beseprah.
“Dari beseprah ini kita dapat melihat bagaimana kita tidak mengenal kasta, dan dapat duduk sejajar dengan masyarakat,” ucap Bambang saat ditemui awak media dalam acara beseprah pada, Kamis (26/09/2024).
Ia juga mengatakan, dalam beseprah tak ada sekat-sekat antara pemimpin dan rakyat, semua duduk sama rendah, makan bersama dalam suasana penuh keakraban.
Lanjutnya, kegiatan seperti ini merupakan satu bentuk silaturahmi yang tak hanya menguatkan hubungan antarwarga, tetapi juga memperkuat hubungan pemerintah dengan masyarakat.
“Ini adalah wujud bagaimana masyarakat, pemerintah, dan kesultanan bersama menikmati hasil pembangunan,” tambahnya.
Beseprah bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang nilai-nilai kearifan lokal yang harus terus diwariskan kepada generasi berikutnya. Melihat dari nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan persatuan inilah yang menjadi warisan budaya tak ternilai dari masyarakat Kukar.