Zonaikn.com, Samarinda – Kejuaraan Panahan Piala Gubernur Kalimantan Timur 2025 tidak hanya menampilkan persaingan antar atlet, tetapi juga menjadi cermin strategi latihan para pelatih. Bagi M Ali Syahbana, pelatih Black Bee Archery Club, kreativitas dalam menyusun program latihan menjadi kunci sukses di tengah keterbatasan waktu atlet pelajar.
“Tidak lama, karena kejuaraan kan banyak sekali. Jadi kami antara dari satu event ke event lain itu tidak lama. Sekitar hanya dua atau tiga bulan, itu pun dengan waktu mereka sisa pulang sekolah,” kata Ali.
Ia mengaku kesulitan mengatur waktu latihan karena mayoritas atletnya masih berstatus pelajar. “Jam 4 baru bisa latihan. Akhirnya saya buat rekayasa program yang bisa mereka lakukan di rumah. Kami monitor dari rumah, kami buatkan program, buatkan PR yang mereka laksanakan,” ujarnya.
Ali menjelaskan bahwa atlet yang disiplin menjalankan program dari rumah justru bisa berkembang lebih cepat. “Atlet-atlet, anak-anak yang disiplin menjalankan program, melejit dulu,” ungkapnya.
Dalam dunia olahraga, pembinaan jarak jauh seperti ini dikenal sebagai metode blended coaching. Pelatih memberikan arahan, sementara atlet mengerjakan secara mandiri dengan monitoring jarak jauh.
Selain kendala waktu, ia menyebut latihan panahan harus menjunjung konsistensi teknik. “Untuk sehari, untuk bisa mencetak sang juara itu sehari minimal 400 anak panah. Mereka 100 pulang. Karena waktu nggak ada. Makanya saya buat rekayasa program tadi.”
Strategi ini menunjukkan adaptasi Black Bee terhadap tantangan dunia modern, di mana fleksibilitas waktu dan metode pelatihan harus terus berkembang.